Kunjungi dan Perlu dicoba!!!

INGIN TAU DESAI RUMAH TERBARU HOME DESIGN IDEAS

Monday, November 9, 2009

Pasar Setan Puncak Merbabu



MAKHLUK halus pun nampaknya perlu bertransaksi antar sesamanya. Buktinya ada Pasar Setan yang selalu ramai tiap malam di puncak Gunung Merbabu. Fenomena ini sudah lama beredar di lingkungan masyarakat yang tinggal di lereng Merbabu, salah satu gunung yang sangat dikeramatkan di Tanah Jawa. Konon di puncak, atau barangkali juga di salah satu bagian gunung ini terdapat apa yang dinamakan Pasar Setan.

Team Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dari salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat, mencoba memastikan tentang keberadaan Pasar Setan Puncak Merbabu itu.

Tim Mapala yang berjumlah 9 orang berangkat 29 Maret 2001. Mereka adalah Rudi, Irwim, Jimmy, Edwin, Rahmad, Thomas, Amin Ridwan, Sutrisno.

Saat matahari terbit di langit ufuk Timur mereka telah sampai di Kaki gunung Merbabu dan perjalanan berlangsung tancar tanpa aral melintang. Sebagai langkah pertama, Rudi dan kawan-kawannya mulai beradapfasi dengan penduduk di sekitar kaki Gunung Merbabu yang sebagian besar masih berbahasa Jawa totok sambil menggali informasi seluk-beluk tentang kepercayaan adanya Pasar Setan. Berbagai informasi tentang segala sesuatu di Merbabu, Pasar Setan ada di satu tempat yang bernama Gedong Songo. Di tempat itu, mahasiswa pecinta alam tersebut menemui kejadian yang ganjil karena bertemu dengan jasad lelaki yang telah meninggal. Posisi mayat tersebut dalam keadaan semedi. Anehnya, tubuh lelaki ini sama sekali tidak menebarkan bau busuk. Hanya pakaiannya yang nampak lusuh dengan tubuh nampak kering kerontang.

Seorang anggota Mapala mencoba mengambil gambar jasad tersebut dengan jepretan kamera. Aneh sekali, ketika tombol kamera ditekan, tiba-tiba jasad tadi lenyap begitu saja, entah ke mana.

Kejadian aneh ini disaksikan oleh seluruh anggota tim. Melihat kenyataan ini, beberapa anggota tim tak dapat menutupi perasaan takut. Mereka mengusulkan agar pendakian dibatalkan.

Setelah musyawarah, keputusan yang diambil pendakian akan tetap diteruskan. Selama pendakian, warga setempat sudah mewanti-wanti agar sepatah katapun tidak boleh keluar berbau melecehkan keadaan setempat. Juga diwanti-wani agar bila bertemu atau menjumpai apapun kani diminta diam, tak perlu banyak komentar apalagi menduga yang tidak-tidak.

Beberapa jam kemudian sampai di Tanjakan Setan dan di tempat ini lebih mencekam lagi.

Malam hari, sebuah kejadian aneh kembali berlangsung. Persis pada tengah malam. Rudi yang terjaga dari tidur mengaku melihat ada 5 jasad perempuan yang seperti menempel di atas perbukitan dekat mereka berkemah.

Rudi yang terkenal sangat pemberani pelan-pelan membangunkan anggota tim yang lain. Namun apa yang terjadi, manakala kami semua telah bangun, ke lima jasad yang tertempel itu pun lenyap.

Pagi harinya, dari Tanjakan Setan, Erwin mencoba membidikan kamera untuk merekam alam sekitar Merbabu. Usai itu mereka pun mulai melanjutkan perjalanan menuju Pasar Setan. Di tengah-tengah perjalanan, Thomas yang telah diperingatkan agar tidak memakai baju merah, rupanya nekad memakai baju larangan tersebut. Ujung-ujungnya, Thomas kesasar ketika hendak membuang air kecil di dekat salah satu pohon. Dia kesasar sekitar 250 meter. la baru datang hampir sejam lamanya setelah kami duluan sampai di Pasar Setan.

Malam hari tiba, semuanya berubah. Perubahan tersebut terjadi pada suhu udara yang mendadak sangat dingin, begitupun keadaan di tenda-tenda kami yang tak jauh dari titik lokasi. Anehnya lagi, malam Itu sepertinya ada sebuah keramaian, namun tak ada siapa-siapa setelah diperiksa. Keramaian ini tak lain Pasar Setan yang dipercayai warga Gunung Merbabu.
















Photobucket

0 komentar:

Artikel lainnya

About This Blog

Followers

TUKERAN LINK,MAU?

Our Blogger Templates

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP